komposter alam

blog ini mengandung menjelaskan bagai mana membuat kompos yang baik dan benar

Subscribe

Pengelolaan sampah

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan , pengangkutan , pemrosesan , pendaur-ulangan , atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat , cair , gas , atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat. Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara Negara maju dan negara berkembang , berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan , berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.
Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal , diantaranya tipe zat sampah , tanah yg digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area.

Tujuan

Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan:
  • mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis (Lihat: Pemanfaatan sampah), atau
  • mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.

    Metoda Pembuangan

    Penimbunan darat

    Penimbunan darat sampah di Hawaii.
    Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yg ditinggalkan , lubang bekas pertambangan , atau lubang lubang dalam. Sebuah situs penimbunan darat yg di desain dan di kelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedankan penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan , diantaranya angin berbau sampah , menarik berkumpulnya Hama , dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. (di bandung kandungan gas methan ini meledak dan melongsorkan gunung sampah)
    Kendaraan pemadat sampah penimbunan darat.
    Karakter desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik.Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan samapah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang terpasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pemabakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.

    Pembakaran/pengkremasian

    Pabrik pembakaran di Vienna (Spittelau incineration plant).
    Pembakaran adalah metode yang melibatkan pembakaran zat sampah. Pengkremasian dan pengelolaan sampah lain yg melibatkan temperatur tinggi biasa disebut "Perlakuan panas". kremasi merubah sampah menjadi panas, gas, uap dan abu.
    Pengkremasian dilakukan oleh perorangan atau oleh industri dalam skala besar. Hal ini bisa dilakukan untuk sampah padat , cari maupun gas. Pengkremasian dikenal sebagai cara yang praktis untuk membuang beberapa jenis sampah berbahaya, contohnya sampah medis (sampah biologis). Pengkremasian adalah metode yang kontroversial karena menghasilkan polusi udara.
    Pengkremasian biasa dilakukan dinegara seperti jepang dimana tanah begitu terbatas ,karena fasilitas ini tidak membutuhkan lahan seluas penimbunan darat.[[Sampah menjadi energi (waste-to-energy)|Sampah menjadi energi atau energi dari sampah adalah terminologi untuk menjelaskan samapah yang dibakar dalam tungku dan boiler guna menghasilkan panas/uap/listrik.Pembakaran pada alat kremasi tidaklah selalu sempurna , ada keluhan adanya polusi mikro dari emisi gas yang keluar cerobongnya. Perhatian lebih diarahkan pada zat dioxin yang kemungkinan dihasilkan di dalam pembakaran dan mencemari lingkungan sekitar pembakaran. Dilain pihak , pengkremasian seperti ini dianggap positif karena menghasilkan listrik , contoh di Indonesia adalah rencana PLTSa Gede Bage di sekitar kota Bandung.

    Metode Daur-ulang

    Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang.Ada beberapa cara daur ulang , pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar utnuk membangkitkan listik. Metode metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan akan dijelaskan dibawah.

    Pengolahan kemabali secara fisik

    Baja di buang , dipilih dan digunakan kembali.
    Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang , yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.
    Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum , kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca , kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.

    Pengolahan biologis

    Pengkomposan.
    Material sampah organik , seperti zat tanaman , sisa makanan atau kertas , bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
    Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tangga , seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.

    Pemulihan energi

    Komponen pencernaan Anaerobik di pabrik Lübeck mechanical biological treatment di Jerman, 2007
    Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menajdi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebakai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan , dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat , gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadi Gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.

    Metode penghindaran dan pengurangan

    Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk , atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai , memperbaiki barang yang rusak , mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik ), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tissue) ,dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman).

    Konsep pengelolaan sampah

    Terdapat beberapa konsep tentang pengelolaan sampah yang berbeda dalam penggunaannya, antara negara-negara atau daerah. Beberapa yang paling umum, banyak-konsep yang digunakan adalah:
    Diagram dari hirarki limbah.
  • Hirarki Sampah - hirarki limbah merujuk kepada " 3 M " mengurangi sampah, menggunakan kembali sampah dan daur ulang, yang mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari segi minimalisasi sampah. Hirarki limbah yang tetap menjadi dasar dari sebagian besar strategi minimalisasi sampah. Tujuan limbah hirarki adalah untuk mengambil keuntungan maksimum dari produk-produk praktis dan untuk menghasilkan jumlah minimum limbah.
  • Perpanjangan tanggungjawab penghasil sampah / Extended Producer Responsibility (EPR).(EPR) adalah suatu strategi yang dirancang untuk mempromosikan integrasi semua biaya yang berkaitan dengan produk-produk mereka di seluruh siklus hidup (termasuk akhir-of-pembuangan biaya hidup) ke dalam pasar harga produk. Tanggung jawab produser diperpanjang dimaksudkan untuk menentukan akuntabilitas atas seluruh Lifecycle produk dan kemasan diperkenalkan ke pasar. Ini berarti perusahaan yang manufaktur, impor dan / atau menjual produk diminta untuk bertanggung jawab atas produk mereka berguna setelah kehidupan serta selama manufaktur.
  • prinsip pengotor membayar - prinsip pengotor membayar adalah prinsip di mana pihak pencemar membayar dampak akibatnya ke lingkungan. Sehubungan dengan pengelolaan limbah, ini umumnya merujuk kepada penghasil sampah untuk membayar sesuai dari pembuangan

Pendidikan dan Kesadaran

Pendidikan dan kesadaran di bidang pengelolaan limbah dan sampah yang semakin penting dari perspektif global dari manajemen sumber daya. Pernyataan yang Talloires merupakan deklarasi untuk kesinambungan khawatir dengan skala dan belum pernah terjadi sebelumnya kecepatan dan degradasi lingkungan, dan penipisan sumber daya alam. Lokal, regional, dan global polusi udara; akumulasi dan distribusi limbah beracun, penipisan dan kerusakan hutan, tanah, dan air; dari penipisan lapisan ozon dan emisi dari "rumah hijau" gas mengancam kelangsungan hidup manusia dan ribuan lainnya hidup spesies, integritas bumi dan keanekaragaman hayati, keamanan negara, dan warisan dari generasi masa depan. Beberapa perguruan tinggi telah menerapkan Talloires oleh Deklarasi pembentukan pengelolaan lingkungan hidup dan program pengelolaan sampah, misalnya pengelolaan sampah di universitas proyek. Universitas pendidikan kejuruan dan dipromosikan oleh berbagai organisasi, misalnya WAMITAB Chartered dan Lembaga Manajemen dari limbah.

Daur ulang sampah


Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle).
Material yang bisa didaur ulang terdiri dari sampah kaca, plastik, kertas, logam, tekstil, dan barang elektronik. Meskipun mirip, proses pembuatan kompos yang umumnya menggunakan sampah biomassa yang bisa didegradasi oleh alam, tidak dikategorikan sebagai proses daur ulang. Daur ulang lebih difokuskan kepada sampah yang tidak bisa didegradasi oleh alam secara alami demi pengurangan kerusakan lahan. Secara garis besar, daur ulang adalah proses pengumpulan sampah, penyortiran, pembersihan, dan pemrosesan material baru untuk proses produksi.
Pada pemahaman yang terbatas, proses daur ulang harus menghasilkan barang yang mirip dengan barang aslinya dengan material yang sama, contohnya kertas bekas harus menjadi kertas dengan kualitas yang sama, atau busa polistirena bekas harus menjadi polistirena dengan kualitas yang sama. Seringkali, hal ini sulit dilakukan karena lebih mahal dibandingkan dengan proses pembuatan dengan bahan yang baru. Jadi, daur ulang adalah proses penggunaan kembali material menjadi produk yang berbeda. Bentuk lain dari daur ulang adalah ekstraksi material berharga dari sampah, seperti emas dari prosessor komputer, timah hitam dari baterai, atau ekstraksi material yang berbahaya bagi lingkungan, seperti merkuri.
Daur ulang adalah sesuatu yang luar biasa yang bisa didapatkan dari sampah. Proses daur ulang alumunium dapat menghemat 95% energi dan mengurangi polusi udara sebanyak 95% jika dibandingkan dengan ekstraksi alumunium dari tambang hingga prosesnya di pabrik. Penghematan yang cukup besar pada energi juga didapat dengan mendaur ulang kertas, logam, kaca, dan plastik.

Material-material yang dapat didaur ulang dan prosesnya diantaranya adalah:

Bahan bangunan

Material bangunan bekas yang telah dikumpulkan dihancurkan dengan mesin penghancur, kadang-kadang bersamaan dengan aspal, batu bata, tanah, dan batu. Hasil yang lebih kasar bisa dipakai menjadi pelapis jalan semacam aspal dan hasil yang lebih halus bisa dipakai untuk membuat bahan bangunan baru semacam bata.

Baterai

Banyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang bahan ini relatif sulit. Mereka harus disortir terlebih dahulu, dan tiap jenis memiliki perhatian khusus dalam pemrosesannya. Misalnya, baterai jenis lama masih mengandung merkuri dan kadmium, harus ditangani secara lebih serius demi mencegah kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia.
Baterai mobil umumnya jauh lebih mudah dan lebih murah untuk didaur ulang.

Barang Elektronik

Barang elektronik yang populer seperti komputer dan handphone umumnya tidak didaur ulang karena belum jelas perhitungan manfaat ekonominya. Material yang dapat didaur ulang dari barang elektronik misalnya adalah logam yang terdapat pada barang elektronik tersebut (emas, besi, baja, silikon, dll) ataupun bagian-bagian yang masih dapat dipakai (microchip, processor, kabel, resistor, plastik, dll). Namun tujuan utama dari proses daur ulang, yaitu kelestarian lingkungan, sudah jelas dapat menjadi tujuan diterapkannya proses daur ulang pada bahan ini meski manfaat ekonominya masih belum jelas.

Logam

Besi dan baja adalah jenis logam yang paling banyak didaur ulang di dunia. Termasuk salah satu yang termudah karena mereka dapat dipisahkan dari sampah lainnya dengan magnet. Daur ulang meliputi proses logam pada umumnya; peleburan dan pencetakan kembali. Hasil yang didapat tidak mengurangi kualitas logam tersebut.
Contoh lainnya adalah alumunium, yang merupakan bahan daur ulang paling efisien di dunia. Namun pada umumnya, semua jenis logam dapat didaur ulang tanpa mengurangi kualitas logam tersebut, menjadikan logam sebagai bahan yang dapat didaur ulang dengan tidak terbatas.

Bahan Lainnya

Kaca dapat juga didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan lain sebagainya dibersihkan dair bahan kontaminan, lalu dilelehkan bersama-sama dengan material kaca baru. Dapat juga dipakai sebagai bahan bangunan dan jalan. Sudah ada Glassphalt, yaitu bahan pelapis jalan dengan menggunakan 30% material kaca daur ulang.
Kertas juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang telah dijadikan pulp dengan material kertas baru. Namun kertas akan selalu mengalami penurunan kualitas jika terus didaur ulang. Hal ini menjadikan kertas harus didaur ulang dengan mencampurkannya dengan material baru, atau mendaur ulangnya menjadi bahan yang berkualitas lebih rendah.
Plastik dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang logam. Hanya saja, terdapat berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat ini di berbagai produk plastik terdapat kode mengenai jenis plastik yang membentuk material tersebut sehingga mempermudah untuk mendaur ulang. Suatu kode di kemasan yang berbentuk segitiga 3R dengan kode angka di tengah-tengahnya adalah contohnya. Suatu angka tertentu menunjukkan jenis plastik tertentu, dan kadang-kadang diikuti dengan singkatan, misalnya LDPE untuk Low Density Poly Etilene, PS untuk Polistirena, dan lain-lain, sehingga mempermudah proses daur ulang.
Jenis kode plastik yang umum beredar diantaranya:

* PET (Polietilena tereftalat). Umumnya terdapat pada botol minuman atau bahan konsumsi lainnya yang cair.
* HDPE (High Density Polyethylene, Polietilena berdensitas tinggi) biasanya terdapat pada botol deterjen.
* PVC (polivinil klorida) yang biasa terdapat pada pipa, rnitur, dan sebagainya.
* LDPE (Low Density Polyethylene, Polietilena berdensitas rendah) biasa terdapat pada pembungkus makanan.
* PP (polipropilena) umumnya terdapat pada tutup botol minuman, sedotan, dan beberapa jenis mainan.
* PS (polistirena) umum terdapat pada kotak makan, kotak pembungkus daging, cangkir, dan peralatan dapur lainnya.

Posko Hijau_Green Phoskko

Kenapa sulit memasyarakatkan pengelolaan sampah menjadi kompos di sumber penghasilnya yakni rumah tangga, hotel dan restoran ? Salah satunya karena dipersepsikan membuat kompos itu rumit, memerlukan tanah bedeng sekurangnya 3 x 4 m, menghasilkan bau tak sedap dan memerlukan bahan mineral kotoran hewan- abu-sekam dan bahan lain yang kesemuanya memang sulit didapatkan di kota. Tanah bedeng ukuran 12 m2 tidaklah murah, belum lagi protes warga sekitar. Demikian juga bahan kotoran hewan maupun limbah kayu dan sejenisnya bukan hal mudah.

Kini, persepsi orang kota terhadap pembuatan kompos harus diubah. Di berbagai negara maju sudah lazim dan bahkan kewajiban rutin anggota keluarga mengumpulkan sampah organik ( sisa makanan, sisa bahan masak dapur dan hasil pertanian serta bahan makhluk hidup lainnya dijadikan kompos dalam komposter. Dengan alat sebesar tong sampah, bahan organik di dekomposisi oleh aktivator dan mineral, akan dihasilkan kompos dalam 5 sampai 14 hari saja tergantung jumlah yang akan diolah. Mereka bukan karena gak punya uang lalu membuat kompos, tapi kesadaran terhadap lingkungan akan perlunya tempat hidup harus lebih nyaman.




Sebuah perusahaan di Bandung yang didirikan para alumni IPB dan alumni Fakultas Pertanian, dosen Mikrobiologi UNPAD serta Teknik Lingkungan ITB dengan bantuan operator alumni PT Dirgantara Indonesia, PT.Cipta Visi SINAR KENCANA, terinspirasi dengan masalah penolakan warga akan keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah dengan giat melakukan penelitian dan percobaan sampai akhirnya didapatkan teknologi komposter yang praktis, murah dan cepat menghasilkan kompos. Sebenarnya penelitian dimulai tahun 2004, namun tragedi longsornya sampah di TPA Leuwigajah telah menjadi picu percepatan launching untuk turut mengatasi darurat sampah Bandung pada bulan Februari 2005.
Kebutuhan bio-aktivator guna percepatan proses dekomposisi sampah di isolat mikroba dari sampah kota, sementara kebutuhan akan energi proses diambil dari bahan-bahan beraneka menjadi mineral penggembur dalam kemasan yang bersih dan sehat. Sementara media dekomposisi yang sempurna bagi masuknya airan oksigen ( aerasi) secara maksimal dibuat dari plastik HDE 10 mm, PVC dan paralon standar SNI. Maka jadilah komposter biophoskko- seharga tong sampah biasa.
Kelengkapan produksi kompos di skala RT atau beberapa RT serta RW diperlukan peralatan untuk memisahkan material besar dengan kompos halus. Dalam proses dekomposisi dalam alat ini memang tidak langsung gembur. Dua atau tiga hari perlu di angin-anginkan kemudian akan gembur dan kering. Dengan bantuan ayakan lolos mesh 80 akan didapatkan material halus guna dikemas dan dipasarkan.

Dalam proses pembuatan kompos di rumah dan lingkungan ( misal RT, RW atau beberapa RT) komposter ini telah terbukti digunakan di lapangan di saat masyarakat menaruh perhatian atas masalah sampah kota. Maka tidak kurang dari 1 ( satu) tahun, komposter biophoskko ini telah beredar dan digunakan di lebih dari 20 titik pengelolaan level komunal serta lebih dari 500 unit digunakan di rumah-rumah. Bahkan saat ini pesanan mengalir dari Pemda dan BKKBN Papua, PT ASTRA Surabaya- dalam rangka mendukung Clean and Green Company, Jambi, Jakarta, Bogor dan Medan.
Dengan proses penyiapan bahan pengomposan hanya sekitar 10 menit dengan bahan yang telah tersedia maka membuat kompos di kota menjadi mudah.

Share

ALONRIDER

Komposter Jerigen

 
i
 
3 Votes
Quantcast
komposter pak banu (1)
Tidak ada yang tak mungkin bagi orang kreatif seperti Pak Banu. Usai mengikuti pelatihan 3R yang digelar Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Bogor, awal Mei lalu, dia segera berkreasi. Jerigen bekas minyak goreng kapasitas 20 liter dibuat komposter cair dan padat. Kaleng cat 5 galon diubah menjadi komposter mini khusus untuk dapur. Pipa PVC bekas tak luput dipermak menjadi saluran udara.
Komposter jerigen, selain menampung sampah organik dapur, bagian bawahnya disediakan ruang untuk menyimpan cairan hasil fermentasi sampah organik dengan MOL atau EM4.
komposter pak banu (2)
Jika cairan telah cukup banyak dapat diambil untuk dijadikan pupuk cair atau starter kompos. Sebelum dimasukkan kedalam komposter, bahan organik ditiriskan dahulu. Kemudian jika dalam proses pengomposan masih terlalu basah, dapat ditaburi serbuk gergaji atau sekam.
komposter aerob mini pak banu
Sedangkan komposter mini dari kaleng cat, menurut pria yang tinggal di Perum Puspa Raya, Jalan Baru, Cibinong, Kabupaten Bogor, ini, didesain untuk menyimpan “sementara” sampah organik dapur.
komposter aerob mini pak banu (2)
Maksudnya, jika suatu ketika agak malas memindah sampah dapur ke komposter utama, maka dapat disimpan dahulu di komposter mini. Kucing, tikus, dan serangga pun tak lagi bisa mengorek-orek sampah sisa dapur.
komposter aerob mini pak banu (4)
Bagaimana? Tertarik?

Guru Sang Penemu Komposter

Kecintaan Teti Suryati pada tanaman dan lingkungan mendorongnya gencar menyosialisasikan pengolahan sampah menjadi kompos. Awalnya, guru Biologi SMAN 12 Jakarta ini sekadar membagi ilmu dengan sesama guru di Jakarta, lalu meluas sampai di berbagai wilayah di Tanah Air.
Keengganan warga mengolah sampah rumah tangga dijawab guru kelahiran Garut, 18 April 1961ini dengan menciptakan alat pembuat kompos atau komposter sederhana. Komposter buatan Teti berbahan kaleng bekas cat berukuran 25 kilogram, yang diberi alat pemutar pada bagian samping atau tutup kaleng.
Semua ini berawal saat Teti terpilih sebagai kader kebersihan oleh Dinas Kebersihan DKI Jakarta, enam tahun lalu. Sebagai kader, dia mendapat banyak informasi tentang pengolahan sampah menjadi kompos.
Pengetahuan itu tak dibiarkannya begitu saja. Tetapi dia mengembangkannya dengan menciptakan komposter. Untuk memenuhi selera masyarakat, Teti telah mengembangkan 13 tipe komposter dengan bahan baku kaleng dengan alat pemutar. Tahun lalu, dia mengembangkan komposter gantung yang dibuat dari tempayan air, untuk mengajari warga membuat kompos cair.
”Setiap kali saya ceramah soal pengolahan sampah rumah tangga, warga malah bertanya ’ngapain susah-susah ngurus sampah?’ Mereka merasa sudah membayar retribusi kebersihan, jadi enggak perlu pusing mikirin sampah,” cerita Teti.
Ketika ia meminta warga belajar bikin kompos, ”Sebagian warga menjawab, untuk apa? Beli saja, kompos kan harganya murah, cuma Rp 1.000 per kilogram,” ujarnya.
Sikap apatis warga yang dia datangi lewat kelompok arisan, pengajian, PKK, warga perumahan, guru, maupun karyawan itu tetap tak menyurutkan semangat Teti untuk berbagi dan mengubah paradigma berpikir masyarakat soal sampah. Keluhan itu justru membuat dia kreatif dengan menciptakan komposter guna mengurangi sampah di rumah.
Umumnya warga kota malas berurusan dengan sampah organik atau basah yang mudah berbau busuk. Mereka enggan membuka tempat pembuangan sampah, lalu mengaduknya agar tak bau dan berbelatung.
”Dari situlah saya terpikir harus membuat alat pengaduk sehingga tempat sampah organik tak harus sering dibuka. Saya lalu ke tukang las, minta kaleng bekas cat itu dilubangi sisi kiri dan kanannya, lalu dipasangi seperti jeruji yang memudahkan pemutaran sampah di dalamnya,” tuturnya.
Komposter ala Teti bahkan bisa disimpan di ruang tamu, tanpa orang sadar bahwa isinya sampah basah. Adapun komposter gantung dari tempayan air cocok dipasang di rumah yang tak punya halaman.
Keterlibatan Teti mengajak warga memilah dan mengolah sampah semakin intens ketika suaminya terpilih menjadi Wakil Ketua RW 15, Kampung Bulak, Klender, Jakarta Timur, tahun 2004. Teti, yang saat itu aktif sebagai instruktur pendidikan lingkungan hidup bagi guru-guru DKI Jakarta, merasa harus mendukung tugas suami.
”Ketika itu ada lomba RW bersih dan sehat tingkat kelurahan. Saya ikut terlibat di PKK dan harus menggerakkan semua warga agar berpartisipasi,” kenangnya.
Kondisi lingkungan tempat tinggal yang kumuh dan sempit menginspirasi dia untuk mengajak warga mengubahnya menjadi lingkungan yang bersih dan hijau. Ia minta setiap rumah menanam dua pohon. ”Ini menimbulkan pro-kontra.”
Warga yang umumnya masyarakat menengah-bawah keberatan harus membeli tanaman dan pot. Teti pun menyarankan kaleng bekas sebagai ganti pot.
Selain itu, setiap pukul 16.00, salah satu penghuni rumah harus membersihkan halaman masing-masing. Bagi warga yang tak bersedia, ada denda menyediakan dua pohon di depan rumah.
”Cara itu efektif untuk membangkitkan kesadaran warga. Mereka ikut aktif menciptakan kebersihan lingkungan. Setelah tampak hasilnya, warga jadi gemar bertanam,” kata Teti. Hasilnya? RW 15 ditunjuk sebagai RW percontohan di Jakarta Timur.
Namun, kecintaan warga menanam itu menimbulkan persoalan lain. Mereka sulit menemukan media tanam. Lalu ia memperkenalkan kompos sebagai media tanam.
Pembuatan kompos menuntut warga punya kebiasaan memilah sampah di rumah. Sampah organik warga RW itu dikumpulkan di enam posko, sedangkan sampah nonorganik, seperti kertas, plastik, dan kayu, dijual atau dibuat kerajinan tangan. Petugas kebersihan hanya mengangkut sampah yang sama sekali tak bisa didaur ulang.
Dalam kurun 2004-2006, RW 15 ”hanya” mendapat juara ketiga RW bersih dan sehat tingkat Provinsi DKI Jakarta. Tetapi, kebiasaan mengelola sampah rumah dan mengolahnya menjadi kompos telah menjadi pola hidup warga. Mereka cinta lingkungan bukan karena ada lomba.
Baru pada 2007, RW 15 menjadi juara nasional RW Bersih yang diselenggarakan Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Sejak itu, kawasan ini sering didatangi masyarakat dan pejabat yang ingin mengetahui bagaimana warga setempat mengelola sampah rumah tangga.
”Untuk menumbuhkan kesadaran warga, seperti memilah sampah di rumah, tak semudah membalik telapak tangan,” katanya. Padahal, sampah organik mencapai 60 persen dari total sampah rumah tangga.
”Kalau semua orang mau sedikit saja susah, memilah sampah dan mengolahnya, bayangkan, betapa nikmatnya lingkungan hidup ini. Akibat global warming pun bisa diminimalkan,” ujarnya lebih lanjut.
Muatan lokal
Tahun 2006 Teti menggagas muatan lokal lingkungan hidup sebagai materi pelajaran di sekolah tempatnya mengajar. Pengolahan sampah termasuk salah satu materi yang diajarkan. Ia membuat semacam kurikulum, siswa diajak praktik di rumah dan di sekolah.
Apa yang dia lakukan membuahkan hasil. Sekolah tempatnya mengajar, SMAN 12 Jakarta, terpilih sebagai sekolah berwawasan lingkungan tingkat nasional. Dalam lomba pemanfaatan sampah oleh pelajar yang digelar World Wildlife Fund, SMAN 12 Jakarta meraih juara kedua. Siswa mengolah sampah plastik menjadi aksesori.
Kiprah Teti yang gencar memperkenalkan pengolahan sampah skala rumah tangga dan sekolah ini menarik perhatian berbagai pihak yang peduli lingkungan hidup. Dia semakin sering diminta menjadi pembicara ke berbagai kota, seperti Balikpapan, Pontianak, dan Bandar Lampung. Ia muncul dalam talkshow di radio dan televisi.
Teti semakin sibuk sebagai pembicara soal pengolahan sampah dan pemberdayaan warga untuk menciptakan lingkungan hidup yang bersih dan hijau. Namun, dia tak mengabaikan tugasnya sebagai guru.

Share

manfaat kompos


Menggunakan kompos sebagai pupuk, di dalam tanah atau sebagai wadah media ini bermanfaat dalam banyak hal.
Kompos mengandung spektrum penuh nutrisi tanaman penting. Anda dapat menguji kadar gizi dalam kompos dan tanah untuk mencari tahu apa yang lain mungkin perlu suplemen untuk tanaman tertentu.

  • Kompos mengandung makro dan mikro sering absen dalam pupuk sintetis.
  • Kompos rilis nutrisi perlahan-selama berbulan-bulan atau tahun, tidak seperti pupuk sintetik
  • memperkaya tanah Kompos pupuk tetap lebih baik. Kurang pupuk berjalan ke mencemari saluran air.
  • Kompos buffer tanah, menetralkan kedua asam & alkali tanah, membawa tingkat pH ke kisaran optimum untuk ketersediaan hara bagi tanaman.
Kompos membantu kelompok mengikat partikel tanah, disebut agregat, yang menyediakan struktur tanah yang baik. tanah tersebut penuh dengan saluran udara kecil & pori-pori yang terus udara, kelembaban dan nutrisi.
  • Kompos berpasir membantu mempertahankan tanah air dan nutrisi.
  • Kompos mengendur partikel terikat erat di tanah liat atau debu tanah sehingga akar dapat menyebar, menguras air & udara menembus.
  • Kompos mengubah struktur tanah, sehingga kecil kemungkinannya untuk mengikis, dan mencegah percikan tanah pada tanaman-menyebarkan penyakit.
  • Kompos dapat menyimpan nutrisi cukup ketat untuk mencegah mereka dari mencuci, tapi cukup longgar sehingga tanaman dapat mengangkat mereka sesuai kebutuhan.
  • Kompos membuat tanah lebih mudah untuk bekerja.
Kompos dan pakan hidup membawa beragam di dalam tanah. Bakteri, jamur, serangga, cacing dan dukungan lebih pertumbuhan tanaman yang sehat.
  • Kompos bakteri memecah organik menjadi nutrisi tanaman tersedia. Beberapa bakteri mengubah nitrogen dari udara ke dalam tanaman gizi yang tersedia.
  • memperkaya tanah Kompos memiliki banyak manfaat serangga, cacing dan organisme lain yang bersembunyi dalam tanah dengan baik menjaga aerasi.
  • Kompos dapat menekan penyakit dan hama berbahaya yang dapat menutupi miskin, tanah tak bernyawa.
Sehat tanah merupakan faktor penting dalam melindungi perairan kita. meningkatkan kemampuan tanah menahan air Kompos & limpasan menurun. debit aliran mencemari air dengan membawa tanah, pupuk dan pestisida ke sungai terdekat.
  • Kompos mendorong sistem akar yang sehat, yang menurunkan limpasan
  • Kompos dapat mengurangi atau menghilangkan penggunaan pupuk sintetis
  • Kompos dapat mengurangi pestisida kimia karena mengandung mikroorganisme menguntungkan yang dapat melindungi tanaman dari penyakit dan hama.
  • Hanya peningkatan 5% bahan organik quadruples tanah air kapasitas.
orang balik tumpukan kompos
Ketika itu batch pertama selesai kompos siap menyebar, selamat kepada diri sendiri untuk usaha Anda karena Anda berpikiran ekologi, dan tahu bahwa bahan-bahan organik harus didaur ulang ke dalam tanah bukannya dimasukkan ke dalam tong sampah. Dengan daur ulang bahan organik, nutrisi yang berharga dan bahan organik daur ulang. Anda telah membantu mengatasi masalah sampah!