blog ini mengandung menjelaskan bagai mana membuat kompos yang baik dan benar

Subscribe

Posko Hijau_Green Phoskko

Kenapa sulit memasyarakatkan pengelolaan sampah menjadi kompos di sumber penghasilnya yakni rumah tangga, hotel dan restoran ? Salah satunya karena dipersepsikan membuat kompos itu rumit, memerlukan tanah bedeng sekurangnya 3 x 4 m, menghasilkan bau tak sedap dan memerlukan bahan mineral kotoran hewan- abu-sekam dan bahan lain yang kesemuanya memang sulit didapatkan di kota. Tanah bedeng ukuran 12 m2 tidaklah murah, belum lagi protes warga sekitar. Demikian juga bahan kotoran hewan maupun limbah kayu dan sejenisnya bukan hal mudah.

Kini, persepsi orang kota terhadap pembuatan kompos harus diubah. Di berbagai negara maju sudah lazim dan bahkan kewajiban rutin anggota keluarga mengumpulkan sampah organik ( sisa makanan, sisa bahan masak dapur dan hasil pertanian serta bahan makhluk hidup lainnya dijadikan kompos dalam komposter. Dengan alat sebesar tong sampah, bahan organik di dekomposisi oleh aktivator dan mineral, akan dihasilkan kompos dalam 5 sampai 14 hari saja tergantung jumlah yang akan diolah. Mereka bukan karena gak punya uang lalu membuat kompos, tapi kesadaran terhadap lingkungan akan perlunya tempat hidup harus lebih nyaman.




Sebuah perusahaan di Bandung yang didirikan para alumni IPB dan alumni Fakultas Pertanian, dosen Mikrobiologi UNPAD serta Teknik Lingkungan ITB dengan bantuan operator alumni PT Dirgantara Indonesia, PT.Cipta Visi SINAR KENCANA, terinspirasi dengan masalah penolakan warga akan keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah dengan giat melakukan penelitian dan percobaan sampai akhirnya didapatkan teknologi komposter yang praktis, murah dan cepat menghasilkan kompos. Sebenarnya penelitian dimulai tahun 2004, namun tragedi longsornya sampah di TPA Leuwigajah telah menjadi picu percepatan launching untuk turut mengatasi darurat sampah Bandung pada bulan Februari 2005.
Kebutuhan bio-aktivator guna percepatan proses dekomposisi sampah di isolat mikroba dari sampah kota, sementara kebutuhan akan energi proses diambil dari bahan-bahan beraneka menjadi mineral penggembur dalam kemasan yang bersih dan sehat. Sementara media dekomposisi yang sempurna bagi masuknya airan oksigen ( aerasi) secara maksimal dibuat dari plastik HDE 10 mm, PVC dan paralon standar SNI. Maka jadilah komposter biophoskko- seharga tong sampah biasa.
Kelengkapan produksi kompos di skala RT atau beberapa RT serta RW diperlukan peralatan untuk memisahkan material besar dengan kompos halus. Dalam proses dekomposisi dalam alat ini memang tidak langsung gembur. Dua atau tiga hari perlu di angin-anginkan kemudian akan gembur dan kering. Dengan bantuan ayakan lolos mesh 80 akan didapatkan material halus guna dikemas dan dipasarkan.

Dalam proses pembuatan kompos di rumah dan lingkungan ( misal RT, RW atau beberapa RT) komposter ini telah terbukti digunakan di lapangan di saat masyarakat menaruh perhatian atas masalah sampah kota. Maka tidak kurang dari 1 ( satu) tahun, komposter biophoskko ini telah beredar dan digunakan di lebih dari 20 titik pengelolaan level komunal serta lebih dari 500 unit digunakan di rumah-rumah. Bahkan saat ini pesanan mengalir dari Pemda dan BKKBN Papua, PT ASTRA Surabaya- dalam rangka mendukung Clean and Green Company, Jambi, Jakarta, Bogor dan Medan.
Dengan proses penyiapan bahan pengomposan hanya sekitar 10 menit dengan bahan yang telah tersedia maka membuat kompos di kota menjadi mudah.

Share

0 komentar:

Posting Komentar